Pose bersama
Metronewsntt.com, Kupang- Tak terasa perjalanan Lembaga Sosial Masyarakat (LSM) Rumah Perempuan Kupang kini telah memasuki usai ke 21 tahun tepat pada tanggal 15 September 2021 ini.
Rumah Perempuan Kupang yang di nahkodai oleh seorang srikadi, Libby Sinlaeloe dan ditambah tiga staf perempuan yakni Rahmawaty Bagang selaku sekertaris dan juga menjabat sebagai devisi advokasi dan pendampingan korban, serta Theresia Siti selaku devisi publikasi dan informasi, dan dibantu salah satu karyawan sekretariat Rumah Perempuan Kupang yakni Leni Korang, tidak pernah merasa menyombong diri akan apa yang telah dibuat selama ini, namun sebaliknya Rumah Perempuan Kupang menyadari akan apa yang telah dilakukannya selama tahun 2000 sampai 2021 ini masih ada hal-hal yang kurang.
" HUT ke 21 Rumah Perempuan Kupang jika dianalogikan sesuai usia seorang manusia tentunya sudah beranjak dewasa.Akan tetapi kami menyadari akan apa yang telah kami lakukan selama tahun 2000 sampai 2021 ini masih ada banyak hal-hal yang kurang," kata Ketua Rumah Perempuan Kupang, Libby Sinlaelo kepada media dikantornya, Rabu (15/9)
Oleh karena itu, lanjutnya moment HUT Rumah Perempuan Kupang ke 21 ini maka kekurangan yang belum maksimal tersebut pada tahun selanjutnya dalam pelayanan akan lebih maksimal bagi masyarakat NTT.
"Memang dalam kiprah kami selama ini kami tidak berjalan sendiri namun ada dukungan dan hubungan kerjasama dengan mitra lain baik swasta maupun pemerintah ditingakt pusat hingga daerah baik itu ditingkat kabupaten/kota sampai tingkat desa, serta toko lintas agama, orang muda maupun media.Untuk itu kami menyampaikan terima kasih atas semua dukungan dan hubungan yang telah dibangun kedepan lebih baik yang berdampak pada layanan perempuan dan anak khususnya di Kabupaten Kupang dan Kota Kupang," katanya.
Sementara itu sekertaris dan juga menjabat sebagai devisi advokasi dan pendampingan korban, Rahmawaty Bagang mengatakan sejak perjalanan Rumah Perempuan Kupang dari tahun 2000 hingga genap usai ke 21 tahun ini, tentunya banyak suka duka yang dialami dalam rutinitas terutama dalam pendampingan.
Namun, lanjutnya Rumah Perempuan Kupang berusaha memberikan semaksimal mungkin yang terbaik dalam penanganan dan pendampingan bagi korban perempuan dan anak korban kekerasan.
"Sejak berdiri hingga sekarang telah menangani 4 ribu lebih kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak yang didampingi Rumah Perempuan Kupang," lanjutnya.Dan kerja-kerja ini tentunya tidak dilakukan semata-mata sendiri tapi berelasi dengan pihak penyedia layanan lain terutama Komnas Hukum dan HAM dalam penyelesaian kasus-kasus yang terhambat proses hukum.
Selain itu, tambahnya dalam pelayanan ini pihak penyedia layanan lain yang ikut bersama membantu yakni pihak agama, lintas agama, orang muda dan juga komunitas lainya, serta staecholder dan media juga ikut berkontribusi banyak dalam kerja-kerja terhadap pelayanan bagi korban kekerasan perempuan dan anak.
"Moment HUT Rumah Perempuan Kupang ke 21 ini kami tidak bisa bekerja sendiri, namun masih membutuhkan dukungan dan kerjasama dalam mengkampanyekan dan memberikan perlindungan dengan makna luas untuk perempuan dan anak korban kekerasan secara maksimaldan komprehensif guna mereka merasa tidal sendiri, tapi mereka merasa terpenuhi akan hak-hak mereka dalam makna luas," ungkapnya.
Kesempatan itu, Ia juga mengatakan, di usia ke 21 tahun Rumah Perempuan Kupang tahun ini menyampaikan terima kasih untuk ibu Rambu Atanau M yang menjadi inisiator lahirnya Rumah Perempuan Kupang sebagai bentuk tanggungjawab moril memberikan perlindungan perempuan dan anak korban kekerasan di Kota dan Kabupaten Kupang. Dan juga bertrima kasih untuk ibu Juli Ndolu yang sudah menorehkan sejarah sebagai pemimpin pertama di Kupang dan ibu Libby Sinlaeloe yang saat ini terus menjalani peran menahkodai Rumah Perempuan." Kami juga menyampaikan terima kasih juga buat sahabat perjuangan kami semua yang pernah bergabung bersama di Rumah Perempuan , dan juga terima kasih kepada mitra kerja baik Pemerintah, Gereja, sekolah, aparat penegak hukum serta teman-teman LSM dan semua pihak yang telah memberikan dukungan dalam kerja-kerja kami selama 21 tahun," katanya.
Sedangkan Theresia Siti selaku devisi publikasi dan informasi mengatakan secara kerja pelayanan Rumah Perempuan Kupang di usia ke 21 tahun secara pengorganisasian kelompok Rumah Perempuan Kupang memiliki komunitas peduli perempuan dan anak di Desa Baumata Barat dan Desa Oebelo.
"Selain itu kami juga memiliki kelompok laki-laki baru di Desa Mata Air. Kami berharap melalui kelompok ini menjadi perpanjang tangan penanganan pencegahan kekerasan perempuan dan anak," katanya.
Ia berharap, di usia ke 21 ini kiranya kerjasama dalam pelayanan dalam mengkampanyekan kekerasan terhadap perempuan dan anak akan menjadi lebik maskimal di tahun berikutnya. (mnt)